Selasa, 13 Juni 2017

Tetap #Sehatea Meskipun Banyak Perbedaan

Tetap #Sehatea Meskipun Banyak Perbedaan - Hallo sahabat Distributor Kue Kering Bolu Murah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Tetap #Sehatea Meskipun Banyak Perbedaan , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel cerita, Artikel review, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Tetap #Sehatea Meskipun Banyak Perbedaan
link : Tetap #Sehatea Meskipun Banyak Perbedaan

Baca juga


Tetap #Sehatea Meskipun Banyak Perbedaan

Tetap #Sehatea Meskipun Banyak Perbedaan dengan Teh Hijau Cap Kepala Djenggot Lemaripojok


“Ih sadis” pikir saya, ketika mendengar kalimat “Jangan pakai baju itu, kamu malah kelihatan semakin pendek dan gendut”. Huh wanita mana coba, yang enggak sakit hatinya dibilang begitu. 


Kesal? Marah? Sudah pastilah. Mana pernah saya dikatain seperti itu walaupun memang kenyataannya enggak jauh beda wkwkwk. Tapi mbokyao, milih kata yang lebih halus sedikit biar enggak bikin orang lain sakit hati. 


Dari kecil saya memang tidak terbiasa berbicara dengan bahasa seperti itu. Kalau yang ngomong Ibuk atau kakak saya, kira-kira bahasanya bakalan seperti ini “Lebih bagus kalau kamu pakai baju yang tadi dari pada yang sekarang. Yang tadi itu bisa membuat kamu terlihat lebih tinggi dan kurus.” 


Nah kan, intinya sama ajakan? Kalau baju yang sedang saya pakai itu membuat saya terlihat lebih gemuk dan pendek. Tapi gak bilang gitu juga keleus. 


Itulah sedikit cerita saat saya awal-awal menjalani rumah tangga. Hidup bersama dengan orang “lain”. 

Walaupun saya sudah kenal 6 tahun sebelum menikah, tapi ternyata tidak menjamin saya akan mengenal Pak Suami luar dalam. Jadinya ya gitu deh … kaget waktu awal-awal menikah. 


Sebenarnya enggak heran juga bahasa yang dipakai Pak Suami seperti itu karena beliau berasal dari Surabaya yang gaya bicaranya ceplas-ceplos.

Walaupun tidak semua orang Surabaya seperti itu sih, kebetulan saja saya dapat yang begitu hihihi. Sedangkan saya terbiasa di lingkungan yang enggak halus-halus amat tapi juga enggak ceplas ceplos sekali.


Menyesal? Atau merasa apes? Enggaklah justru saya senang kalau doi ngomong langsung seperti itu. Berarti jujur dan enggak memendam perasaan. Walaupun dulu kesal, tapi kini tidak lagi karena saya sudah terbiasa. 


Contoh diatas hanya satu contoh  perbedaan saya dengan pak Suami. Selain itu masih banyak perbedaan lain yang memberi warna pada kehidupan kami. Awalnya terasa berat, karena kami belum menemukan titik temu dari segala perbedaan itu. Apalagi saya tergolong orang yang “agak” keras kepala. Karena hanya bisa menerima pendapat orang lain yang saya anggap make sense. Kalau enggak ya, siap siap deh adu argument sama saya. Kejadian kayak gitu enggak sering kok, palingan Cuma beberapa kali dalam sehari wkwkwkwk.


Memang begitu kan? Meskipun kami suami istri yang sudah bertahun-tahun membina rumah tangga, kami tetap dua orang yang berbeda. Kami memiliki cara pandang yang berbeda dalam melihat dan menyelesaikan suatu masalah. Karena masing-masing dibesarkan di lingkungan yang berbeda dan dengan cara yang berbeda pula.


Namun setelah sekian lama, akhirnya kami menemukan cara bagaimana agar perbedaan-perbedaan itu menjadi kekuatan dalam hubungan kami. Caranya adalah dengan komunikasi yang sehat. 


Komunikasi sehat menurut kami terjadi apabila masing-masing pihak mempunyai kesempatan untuk berbicara dan didengarkan. Punya kesempatan berbicara tapi kalau enggak didengar sama saja dengan bohong. Betulkan? Dengan saling mengemukakan pendapat dan mendiskusikannya kami jadi bisa memilih yang terbaik untuk keluarga kami melalui kata sepakat.


Sebenarnya berbicara dengan orang yang ceplas-ceplos seperti suami saya justru lebih enak karena kita bisa bicara to the point. Gak perlu pakai  kode-kodean atau muter-muter dulu dari kantor kepala desa sampai kantor kecamatan. Bagaimanapun caranya, yang penting kami tetap #sehatea meskipun ada perbedaan.

Tetap #Sehatea Meskipun Banyak Perbedaan dengan Teh Hijau Cap Kepala Djenggot Lemaripojok

Hari-hari biasa sih kami biasa ngobrol sambil ngeteh-ngeteh sore. Bersantai, ngobrol dengan sehat tanpa otot. Kalau bulan puasa gini biasanya ya setelah sholat tarawih kami ngobrol-ngobrol ringan. Tak lupa kami ditemani teh hijau Kepala Djenggot yang sudah terkenal membahana di seluruh nusantara bahkan keluar negri.

Tetap #Sehatea Meskipun Banyak Perbedaan dengan Teh Hijau Cap Kepala Djenggot Lemaripojok

Untunglah untuk urusan ngeteh-ngeteh ini saya dan pak Suami #sehatea memilih teh hijau Kepala Djenggot. Teh hijau Kepala Djenggot ini adalah teh yang warna kemasannya sama dengan produknya yaitu hijau. Waktu beli pun jadinya nggak susah milihnya, karena dari kemasannya saja saya sudah tau kalau itu Cap Kepala Djenggot.


Enggak salah deh saya memilih teh Cap Kepala Djenggot, karena ternyata teh ini sudah lama diproduksi. Perusahaannya saja sudah berdiri sejak tahun 1950. Makanya kami mantap memilih teh yang kaya manfaat ini.


Manfaat teh hijau yang menjadi favorit saya adalah kandungan antioksidan yang tinggi. Anti oksidan ini bernama Katekin yang bermanfaat untuk melawan radikal bebas dan mendorong perbaikan sel. Selain itu juga berperan aktif dalam mengatur berat badan. Menurut wikipedia, kandungan Katekin pada teh hijau lebih tinggi dari teh hitam atau teh merah. Tak heran banyak orang yang memasukkan teh hijau dalam menu diet mereka.

Tetap #Sehatea Meskipun Banyak Perbedaan dengan Teh Hijau Cap Kepala Djenggot Lemaripojok

Memanfaatkan teh hijau Kepala Djenggot tidak hanya dengan cara diminum saja. Namun bisa juga dioleskan di kulit. Kandungan antioksidannya yang tinggi dapat melindungi kulit dari sinar matahari dan radikal bebas. Selain itu kantong teh hijau cap Kepala Djenggot juga dapat meredakan mata yang bengkak. Caranya dengan cara diseduh, kemudian diamkan sampai dingin lalu tempelkan di mata yang bengkak kurang lebih 15 menit.


Itulah cara kami. Untuk menjaga kesehatan jiwa dari peliknya perbedaan yang ada antara saya dan pak Suami, kami menggunakan cara komunikasi agar tetap #sehatea.  Sedangkan untuk menjaga kesehatan tubuh, kami memilih Teh Hijau Cap Kepala Djenggot. Bagaimana dengan teman-teman semua? Bagaimana cara teman-teman menyikapi perbedaan? Share dong, siapa tau bisa saya contek nanti.



Demikianlah Artikel Tetap #Sehatea Meskipun Banyak Perbedaan

Sekianlah artikel Tetap #Sehatea Meskipun Banyak Perbedaan kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Tetap #Sehatea Meskipun Banyak Perbedaan dengan alamat link https://jualkuekeringbolumurah.blogspot.com/2017/06/tetap-sehatea-meskipun-banyak-perbedaan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar